Warawiriwae ke Kirab Budaya Cap Go Meh Bandung 2015

Sudah lama kami tidak kencan photo hunting berdua. Dan berhubung hari Sabtu tanggal 14 Maret kemarin ada perayaan Cap Go Meh di sekitaran Kebon Jati, sementara anak-anak kami pun mau menghabiskan waktu bersama kakek-neneknya, akhirnya *cus* kami putuskan untuk pergi memotret perayaan tersebut berdua saja. Terus terang, kami sendiri tidak pernah mengunjungi perayaan Cap Go Meh di mana pun, dan hanya pernah mendengar istilah itu secara sambil lalu tanpa benar-benar memahami makna dan ritualnya. Cap Go Meh adalah pesta penutupan perayaan tahun baru Imlek yang diselenggarakan pada hari ke-15 bagi komunitas Tionghoa.  Jadi, dengan berbekal niat dan kamera, kami pun berangkat. Kepergian kami ke sana bisa dibilang tanpa persiapan; kami tidak tahu persis rute kirab/pawai, dan tidak tahu apa yang akan kami lihat/temui di lokasi. Konon, Kirab Budaya Cap Go Meh akan dihadiri oleh walikota Bandung sendiri, yang sebelumnya sudah mewanti-wanti bahwa keramaian ini akan menciptakan kemacetan lalu lintas, dan disarankan untuk tidak menggunakan mobil menuju lokasi.

Kami pun naik angkot, turun di stasiun Kebon Kelapa, dan berjalan kaki menyusuri Jl. Dewi Sartika menuju Cibadak. Jalan Cibadak rupanya ditutup untuk sementara dan di sepanjang jalannya ditawarkan beraneka makanan.

Keramaian di Jalan Cibadak, Bandung

Keramaian di Jalan Cibadak, Bandung

“Mana kirabnya? Ini sih sama aja kayak culinary night,” pikir saya waktu itu.

Setelah menunggu sekitar satu jam di Cibadak tanpa menemukan keramaian Kirab apa pun—hanya ada barisan penjual makanan dan suvenir di pinggir jalan―kami pun menebalkan muka untuk bertanya kepada warga di sana. (Sebelumnya kami enggan bertanya karena tidak mau menunjukkan ke-turis-an kami. Hehe.). Rupanya, kirab akan dimulai di Jalan Kelenteng, sementara Jalan Cibadak akan menjadi tujuan akhirnya. Wah, bisa-bisa kami melewatkan keramaiannya! Akhirnya kami pun bergegas menyusuri Cibadak-Sudirman, melewati gang-gang dan meliuk-liuk di antara kendaraan yang terjebak macet serta ribuan manusia yang memadati lokasi pembukaan kirab, dan berhasil tiba di depan Klenteng tepat waktu untuk menyaksikan kemeriahan tersebut dari dekat.

Mr. Mayor

Mr. Mayor

Kirab Budaya Cap Go Meh di Bandung dimeriahkan oleh pawai ratusan barongsai & liong, seribu tangan Buddha, serta dewa yang diarak menggunakan tandu meliputi rute Jalan Kelenteng – Kebon Jati – Oto Iskandardinata – Astananyar – Sudirman – Cibadak. Para peserta tidak hanya dari Indonesia, tapi juga dari luar negeri seperti Malaysia, dll. Selain menunjukkan atraksi, masing-masing peserta pawai memainkan alat musik sehingga suasana pun terasa hidup dan ramai. Warga pun tiada habisnya memberikan angpau kepada para peserta kirab. Ada beberapa juga yang berfoto selfie dengan barongsai atau sambil berusaha mengangkat tandu.

Salah satu atraksi Liong atau naga yang berpawai dalam kirab

Salah satu atraksi Liong atau naga yang berpawai dalam kirab

lampion

lampion

antusiasme warga yang menonton, memotret, atau membagi-bagikan angpau kepada peserta pawai

antusiasme warga yang menonton, memotret, atau membagi-bagikan angpau kepada peserta pawai

Kami menyaksikan sendiri betapa antusiasnya warga menyaksikan kirab budaya Cap Go Meh tersebut. Tidak hanya dipadati oleh warga Bandung, wisatawan dari luar kota pun ikut menikmati pesta keberagaman budaya yang diadakan setahun sekali ini dengan penuh semangat dan, tentu saja, tetap dengan rasa toleransi yang tinggi.

Biarpun gempor dan kepanasan, ini sungguh pengalaman yang berkesan bagi kami. (nat&egi)

Ini bukan rute kirab budaya cap go meh, ya... ini rute kami berjalan kaki menuju dan pulang dari lokasi kirab! 5 kilometer! Suatu prestasi bagi kami XD

Ini bukan rute kirab budaya cap go meh, ya… ini rute kami berjalan kaki menuju dan pulang dari lokasi kirab! 5 kilometer! Suatu prestasi bagi kami XD

Photos by: Nat & Egi 2015

Foto lebih lengkap bisa dilihat di sini.

Leave a comment